Budaya Yang Menciptakan Diri Atau
Diri Yang Menciptakan Budaya Atau Bahkan Budaya Dan Diri Saling Membangun.
Oleh : Kader HMI
Salam intelektual para pembaca sekalian.
Entah kalian dari program studi Psikologi, Ilmu
Komunikasi ataupun sosiologi, bacaan ini untuk kalian yang sangat haus akan
tugas, minim akan wawasan luas, takut dengan dosen dan takut akan ipk rendah.
Ini juga untuk kalian para aktivis yang haus akan
kritikan, menjunjung tinggi kualitas dibanding kuantitas, haus akan wawasan
sosial, berjiwa besar, dan menganggap kuliah sebagai ajang pengembangan bakat.
Jika dilihat secara saksama ternyata difakultas kita
tercinta, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora memiliki budaya yang sangat
mengikat mereka para aktivis, dan membahagiakan mereka para akademisi.
Bayangkan saja kalian selalu disuduhi kopi, teh, dan
susu.,. eh maksud saya tugas, penelitian, tugas, penelitian, tugas dan
wawancara. Hingga akhirnya kita lupa bahwa kita harus mengasah bakat yang kita
miliki. Kita lupa bahwa kita bukanlah robot yang disediakan untuk sekedar
menjadi pendidik, kita lupa bahwa kita adalah generasi penyelamat moral bangsa,
penerus tonggak kepemimpinan negara Indonesia.
Budaya seperti ini mungkin bisa dikatakan budaya
membaca, membaca tulisan dosen, membaca jurnal tugas, membaca internet,
mengkopas makalah orang lain kalau bahasa gaulnya pelagiat, dan hanya terbatas
membaca buku pada konsentrasi masing-masing.
Kapan kalian melihat mahasiswa psikologi dan ilmu
komunikasi membaca teorinya karlmark, max weber dan Ritzer? Kapan kalian
melihat mahasiswa sosiologi membaca buku tebal psikologi yang berjudul
abnormalitas? Padahal ketiganya berada dalam satu lingkungan fakultas, yang
seakan tidak saling mengenal. Bahkan pernahkah kalian membaca buku pramoedya
anantatoer seperti tetralogi buru (bumi manusia, anak semua bangsa, Jejak
langkah, rumah kaca), gadis pantai, jalan raya pos jalan daendels, perawan
remaja dalam cengkeraman militer dan max havelaar? Jarang kawan,.,
Sungguh miris wawasan intelektual kita, waktu kita
dihabiskan untuk tugas, penelitian dan wawancara. Sadarkah kita bahwa kita
telah dijadikan pabrik sebagai pencipta produk yang siap jual. Ada yang terjual
sebagai guru, dosen, penyiar, sosiolog, psikolog, dan tidak menutup kemungkinan
menjadi produk gagal.
Bayangkan begitu banyak jurusan yang sama diseluruh
kampus Indonesia, dan pasti salah satu atau salah duanya menjadi produk gagal.
Wauuu sia-sialah nanti investasi orang tua kita.
Tapi yakinlah usaha sampai, bahwa setiap proses
pasti menemukan ujung kebahagiaannya, tinggal cara kita mencari ujung tersebut.
Ada yang mencarinya dengan memperbanyak pengetahuan, tidak sekedar pengetahuan
dibidangnya, ada yang fokus dengan ipk tinggi dan cumlaude, adapula yang aktif
berorganisasi dengan membangun jaringan sembari mengasah nalar kritisnya.
Oh iya, ngomong-ngomong soal organisasi, utamanya di
UIN SUNAN KALIJAGA, ada loh organisasi yang lahir tahun 1947 dan dikenal hingga
sekarang. Organisasi itu dikenal dengan nama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
HMI ini mempunya tujuan yang sangat sejalan dengan kebutuhan Indonesia, yaitu “terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala”.
Wah
keren banget kan??? Bayangkan saja selain wawasan luas organisasi ini begitu
sejalan dengan syariat islam dan berdiri diatas semua golongan. Apapun yang
kita lakukan harus selalu sejalan dengan agama Islam, menjadi orang islam
jangan hanya status KTP, dan menerima ajarannya begitu saja. Kita harus
memiliki intelektualitas (pengetahuan tentang islam secara mendalam), dan yang
paling penting ilmu yang kita dapatkan nanti harus bermanfaat bagi agama, nusa
dan bangsa,,.,
Yakin
Usaha Sampai.
.-KAMI TUNGGU KEDATANGAN ANDA DI
ORGANISASIS KAMI TERCINTA, HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA. KAMI
TIDAK BISA MEMBERI, KARENA KALIANLAH YANG MENCARI, TAPI SEKALI KITA PERNAH
MENGENAL, MAKA TIDAK ADA BATAS UNTUK SALING MENOLONG.-

Tidak ada komentar:
Posting Komentar